Minggu, 14 Desember 2008

Ketika Wanita Menggoda

Allah ta’ala telah menganugerahkan kepada kaum wanita keindahan yang membuat kaum lelaki tertarik kepada mereka. Namun syariat yang suci ini tidak memperkenankan keindahan itu diobral seperti layaknya barang dagangan di etalase atau di emperan toko. Tapi kenyataan yang kita jumpai sekarang ini wanita justru menjadi sumber fitnah bagi laki-laki. Di jalan-jalan, di acara TV atau di VCD para wanita mengumbar aurat seenaknya bak kontes kecantikan yang melombakan keindahan tubuh, sehingga seolah-olah tidak ada siksa dan tidak kenal apa itu dosa. Benarlah sabda Rasulullah yang mulia dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, di mana beliau bersabda, “Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih besar bagi kaum lelaki daripada wanita.” (HR. Bukhari Muslim)

Ya, begitulah realitasnya, wanita menjadi sumber godaan yang telah banyak membuat lelaki bertekuk lutut dan terbenam dalam lumpur yang dibuat oleh syaitan untuk menenggelamkannya. Usaha-usaha untuk menggoda bisa secara halus, baik disadari maupun tidak, secara terang-terangan maupun berkedok seni. Tengoklah kisah Nabi Allah Yusuf ‘alaihis salam tatkala istri pembesar Mesir secara terang-terangan menggoda Beliau untuk diajak melakukan tindakan tidak pantas. Nabi Yusuf pun menolak dan berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukanku dengan baik.” (QS. Yusuf: 23)

Muhammad bin Ishaq menceritakan, As-Sirri pernah lewat di sebuah jalan di kota Mesir. Karena tahu dirinya menarik, wanita ini berkata, “Aku akan menggoda lelaki ini.” Maka wanita itu membuka wajahnya dan memperlihatkan dirinya di hadapan As-Sirri. Beliau lantas bertanya, “Ada apa denganmu?” Wanita itu berkata, “Maukah anda merasakan kasur yang empuk dan kehidupan yang nikmat?” Beliau malah kemudian melantunkan syair,”Berapa banyak pencandu kemaksiatan yang mereguk kenikmatan dari wanita-wanita itu, namun akhirnya ia mati meninggalkan mereka untuk merasakan siksa yang nyata. Mereka menikmati kemaksiatan yang hanya sesaat, untuk merasakan bekas-bekasnya yang tak kunjung sirna. Wahai kejahatan, sesungguhnya Allah melihat dan mendengar hamba-Nya, dengan kehendak Dia pulalah kemaksiatan itu tertutupi jua.” (Roudhotul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin, karya Ibnul Qayyim)

Perhatikanlah bagaimana Rasulullah telah mewanti-wanti kepada kita sekalian lewat sabda beliau, “Hati-hatilah pada dunia dan hati-hatilah pada wanita karena fitnah pertama bagi Bani Isroil adalah karena wanita.” (HR. Muslim) Kini, di era globalisasi, ketika arus informasi begitu deras mengalir, godaan begitu gampang masuk ke rumah-rumah kita. Cukup dengan membuka surat kabar dan majalah, atau dengan mengklik tombol remote control, godaan pun hadir di tengah-tengah kita tanpa permisi, menampilkan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok memamerkan aurat yang semestinya dijaga.

Lalu, sebagian muslimah ikut-ikutan terbawa oleh propaganda gaya hidup seperti ini. Pakaian kehormatan dilepas, diganti dengan pakaian-pakaian ketat yang membentuk lekuk tubuh, tanpa merasa risih. Godaan pun semakin kencang menerpa, dan pergaulan bebas menjadi hal biasa. Maka, kita perlu merenungkan dua bait syair yang diucapkan oleh Sufyan Ats-Tsauri: “Kelezatan-kelezatan yang didapati seseorang dari yang haram, toh akan hilang juga, yang tinggal hanyalah aib dan kehinaan, segala kejahatan akan meninggalkan bekas-bekas buruk, sungguh tak ada kebaikan dalam kelezatan yang berakhir dengan siksaan dalam neraka.”

Seorang ulama yang masyhur, Ibnul Qayyim pun memberikan nasihat yang sangat berharga: “Allah Subhanahu wa ta’ala telah menjadikan mata itu sebagai cerminan hati. Apabila seorang hamba telah mampu meredam pandangan matanya, berarti hatinya telah mampu meredam gejolak syahwat dan ambisinya. Apabila matanya jelalatan, hatinya juga akan liar mengumbar syahwat…”

Wallahul Musta’an.

Manfaat Membaca AlQuran Walau Tak Tahu Artinya?

Insya Allah menambah keimanan islam kita, Amien…

Suatu cerita yang indah:

Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu

pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg

masih muda.

Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucu nya bertanya, “Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur’An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur’An?”

Dengan tenang sang Kakek meletakkan batubara di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab,

“Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air.”

Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

Kakek tertawa dan berkata, “Lain kali kamu harus melakukannya lebih cepat lagi,” Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah.

Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.

Sang kakek berkata, ” Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup” maka sang Kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucunya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakeknya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi.

Sambil terengah-engah ia berkata, ” Lihat Kek,percuma!”

“Jadi kamu pikir percuma?” Jawab kakek.

Kakek berkata, “Lihatlah keranjangnya.” Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam.

“Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur’An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membacanya lagi, kamu akan berubah luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita.”



Jika kamu merasa artikel ini bagus untuk disebarkan, silakan seabrkan ke teman teman kamu..

Seperti sabda Nabi Muhammad( SAW) :

” Bagi siapa saja yang membawa kebaikan maka akan mendapat ganjarannya”

ملة إبرا هيم حنيفا

Kalimat Itu terdapat dalam Al Quranul Karim;sedikitnya enam kali.Para ulama indonesia menterjemahkan kalimat itu dengan : ­-Agama Ibrahim yang lurus -

Untuk memahaminya, lebih dahulu kita mengenal Nabi Ibrahim a.s.
Nabi-nabi yang disebut dalam Al Quran sebelum Ibrahim ialah Idris,Nuh,Hud,dan Shalih.
Nabi Yang Pertama sesudah Adam ialah Idris,Al Quran menegaskan bahwa ia adalah nabi.
Dalam Surah Maryam ayat 56-57 Allah Berfirman :

(57) ور فعنه مكا نا عليا(56)و اذكر في الكتب إدريس إنّه كان صد يقا نبيا

Artinya : Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut
di dalam Al Qur’an.Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi.(56)Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.(57)

Ia hidup sezaman dengan Adam kurang lebih 308 th,menurut Ibnu Ishak.Ia banyak mengembangkan ilmu dan peradaban.Dialah yang pertama menulis dan membaca.Ia mengembangkan ilmu falak dan pertanian juga membangun kota kota.Menurut para ahli sejarah ia lahir dan bermukim di Mesir.Kurang lebih seribu tahun kemudian manusia mulai sesat dari jalan Allah,mereka menyembah berhala berhala yaitu patung patung dari orang orang shalih.Nama nama berhala itu tercantum dalam S.Nuh ayat 23.

وقالو اﻻ تذرن ءالهتكم وﻻتذرن ودا و لا سوا عا ولا يغو ث ويعوق ونسرا

Artinya:Dan Mereka Berkata:”Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan wadd,dan jangan pula suwaa’,yaghuts,ya’uq dan nasr”

Pada awalnya manusia satu agamanya,yaitu Agama Tauhid;kemudian terpecah belah yang dalam garis besarnya terdiri dari dua kelompok dan aliran :
1.Agaman Tauhid,yang dibaawa oleh para nabi dan rasul yang bersumber dari wahyu Allah.
2.Agama watsani (berhala),yang berasal dari pemuka masyarakat yang bersumber dari pikiran mereka sendiri.

Pada saat itulah lahir kata ملة yang bermakna agama.Ada millah nabi dan ada millah pemuka masyarakat,biasanya raja.
Akan dilanjutkan… Insya Allah

Kamis, 11 Desember 2008

Taman Cinta - Pacaran Islami

Ibnu Qayyim Al-Juziyah (atau Al-Jauziyyah) sungguh menakjubkan. Inilah yang kami rasakan ketika membaca buku terjemahan kitab beliau, Raudhatul Muhibbiin, yang berjudul Taman Orang-orang Jatuh Cinta, terj. Bahrun AI Zubaidi, Lc (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006).

Bagaimana tidak menakjubkan? Di buku setebal 930 halaman tersebut, orang yang jatuh cinta ditawari “rahmat dan syafaat” (hlm. 715 dst.). Selain itu, beliau mengarahkan pembaca untuk “menyeimbangkan dorongan hawa nafsu dan potensi akal” (hlm. 29 dst.). Hal-hal semacam ini jarang kami temui di buku-buku percintaan yang pernah kami baca.

Memang, sebagaimana ulama-ulama besar lainnya, beliau pun menekankan “cinta kepada Allah” dan “cinta karena Allah” (hlm. 550). Namun, beliau ternyata juga membicarakan fenomena “pacaran islami”, suatu topik sensitif yang sering dihindari banyak ulama. Beliau mengungkapkannya (bersama-sama dengan persoalan lain yang relevan) di sub-bab “Berbagai hadits, atsar, dan riwayat yang menceritakan keutamaan memelihara kesucian diri” dan “Cinta yang suci tetap menjadi kebanggaan” (hlm. 607-665).

Di situ, kami jumpai istilah “pacaran” muncul tujuh kali, yaitu di halaman 617, 621 (lima kali), dan 658. Adapun istilah-istilah lain yang menunjukkan keberadaan aktivitas tersebut adalah “bercinta” (hlm. 650), “gayung bersambut” (hlm. 613), “saling mengutarakan rasa cinta” (hlm. 620-621), “mengapeli” (hlm. 642-643), “berdekatan” (hlm. 617), dan sebagainya.

Sekurang-kurangnya, kami jumpai ada sembilan contoh praktek pacaran islami yang diceritakan oleh Ibnu Qayyim di situ. Dari contoh-contoh itu, dan dari keterangan beliau di buku tersebut, kami berusaha mengenali ciri khas “pacaran islami” ala Raudhatul Muhibbiin. Ini dia tujuh diantaranya:

1. mengutamakan akhirat
2. mencintai karena Allah
3. membutuhkan pengawasan Allah dan orang lain
4. menyimak kata-kata yang makruf
5. tidak menyentuh sang pacar
6. menjaga pandangan
7. seperti berpuasa

1) MENGUTAMAKAN AKHIRAT

Pada dua contoh, pelaku “pacaran islami” ditawari kenikmatan duniawi (zina), tetapi menolaknya dengan alasan ayat QS Az-Zukhruf [43]: 67, “Teman-teman akrab pada hari [kiamat] itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (hlm. 616 dan 655) Maksudnya, mereka yang islam itu lebih memilih kenikmatan ukhrawi daripada kenikmatan duniawi (ketika dua macam kenikmatan ini bertentangan).

Adapun pada bab terakhir, Ibnu Qayyim (dengan berlandaskan QS Al-Insaan [76]: 12) menyatakan, “Barang siapa yang mempersempit dirinya [di dunia] dengan menentang kemauan hawa nafsu, niscaya Allah akan meluaskan kuburnya dan memberinya keleluasaan di hari kemudian.” (hlm. 918)

2) MENCINTAI KARENA ALLAH

Pada suatu contoh, diungkapkan syair: “Sesunggguhnya aku merasa malu kepada kekasihku bila melakukan hal yang mencurigakan; dan jika diajak untuk hal yang baik, aku pun berbuat yang baik.” (hlm. 656)

Syair tersebut menggambarkan bahwa percintaannya “menghantarkannya untuk dapat meraih ridha-Nya” (hlm. 550). Menghindari hal yang mencurigakan dan menerima ajakan berbuat baik itu diridhai Dia, bukan?

Lantas, apa hubungannya dengan “cinta karena Allah”? Perhatikan:

Yang dimaksud dengan cinta karena Allah ialah hal-hal yang termasuk ke dalam pengertian kesempurnaan cinta kepada-Nya dan berbagai tuntutannya, bukan keharusannya. Karena sesungguhnya cinta kepada Sang Kekasih menuntut yang bersangkutan untuk mencintai pula apa yang disukai oleh Kekasihnya dan juga mencintai segala sesuatu yang dapat membantunya untuk dapat mencintai-Nya serta menghantarkannya untuk dapat meraih ridha-Nya dan berdekatan dengan-Nya. (hlm. 550)

3) MEMBUTUHKAN PENGAWASAN ALLAH DAN ORANG LAIN

Pada suatu contoh, pelaku “pacaran islami” bersyair: “Aku punya Pengawas yang tidak boleh kukhianati; dan engkau pun punya Pengawas pula” (hlm. 628).

Pada satu contoh lainnya, Muhammad bin Sirin mengabarkan bahwa “dahulu mereka, saat melakukan pacaran, tidak pernah melakukan hal-hal yang mencurigakan. Seorang lelaki yang mencintai wanita suatu kaum, datang dengan terus-terang kepada mereka dan hanya berbicara dengan mereka tanpa ada suatu kemungkaran pun yang dilakukannya di kalangan mereka” (hlm. 621).

4) MENYIMAK KATA-KATA YANG MAKRUF

Pada suatu contoh, ‘Utsman Al-Hizami mengabarkan, “Keduanya saling bertanya dan wanita itu meminta kepada Nushaib untuk menceritakan pengalamannya dalam bentuk bait-bait syair, maka Nushaib mengabulkan permintaannya, lalu mendendangkan bait-bait syair untuknya.” (hlm. 620)

Pada enam contoh, para pelaku pacaran islami “saling mengutarakan rasa cintanya masing-masing melalui bait-bait syair yang indah dan menarik” (hlm. 620-621).

Pada suatu contoh, pelaku pacaran islami mengabarkan, “Demi Tuhan yang telah mencabut nyawanya, dia sama sekali tidak pernah mengucapkan kata-kata yang mesum hingga kematian memisahkan antara aku dan dia.” (hlm. 628)

5) TIDAK MENYENTUH SANG PACAR

Pada suatu contoh, pelaku pacaran islami menganggap jabat tangan “sebagai perbuatan yang tabu” (hlm. 628).

Pada dua contoh, pelaku pacaran islami tidak pernah menyentuhkan tangannya ke tubuh pacarnya. (hlm. 634)

Pada satu contoh lainnya, pelaku pacaran islami “berdekatan tetapi tanpa bersentuhan” (hlm. 621).

Sementara itu, Ibnu Qayyim mengecam gaya pacaran jahili di zaman beliau. Mengutip kata-kata Hisyam bin Hassan, “yang terjadi pada masa sekarang, mereka masih belum puas dalam berpacaran, kecuali dengan melakukan hubungan sebadan alias bersetubuh” (hlm. 621).

6) MENJAGA PANDANGAN

Di antara contoh-contoh itu, terdapat satu kasus (hlm. 617) yang menunjukkan bahwa si pelaku pacaran islami “dapat melihat” kekasihnya. Akan tetapi, Ibnu Qayyim telah mengatakan “bahwa pandangan yang dianjurkan oleh Allah SWT sebagai pandangan yang diberi pahala kepada pelakunya adalah pandangan yang sesuai dengan perintah-Nya, yaitu pandangan yang bertujuan untuk mengenal Tuhannya dan mencintai-Nya, bukan pandangan ala setan” (hlm. 241).

7) SEPERTI BERPUASA

Ibnu Qayyim menyimpulkan:

Demikianlah kisah-kisah yang menggambarkan kesucian mereka dalam bercinta. Motivasi yang mendorong mereka untuk memelihara kesuciannya paling utama ialah mengagungkan Yang Mahaperkasa, kemudian berhasrat untuk dapat menikahi bidadari nan cantik di negeri yang kekal (surga). Karena sesungguhnya barang siapa yang melampiaskan kesenangannya di negeri ini untuk hal-hal yang diharamkan, maka Allah tidak akan memberinya kenikmatan bidadari nan cantik di negeri sana…. (hlm. 650)

Oleh karena itu, hendaklah seorang hamba bersikap waspada dalam memilih salah satu di antara dua kenikmatan [seksual] itu bagi dirinya dan tiada jalan lain baginya kecuali harus merasa puas dengan salah satunya, karena sesungguhnya Allah tidak akan menjadikan bagi orang yang menghabiskan semua kesenangan dan kenikmatan dirinya dalam kehidupan dunia ini, seperti orang yang berpuasa dan menahan diri darinya buat nanti pada hari berbukanya saat meninggalkan dunia ini manakala dia bersua dengan Allah SWT. (hlm. 650-651)

Begitulah tujuh ciri khas pacaran islami ala Raudhatul Muhibbiin dalam pandangan kami. Bagaimana dengan Anda? Tolonglah beritahu kami apa saja ciri khas pacaran islami ala Raudhatul Muhibbiin dalam pandangan Anda!

Kami Tak Permasalahkan Menang atau Kalah

Pemberitaan yang mengejutkan sekolah! Ahad pagi, koran tribun-timur menulis sebuah berita yang sangat mengejutkan, dimana berita Jumat 29 Oktober yang lalu di tulis bahwa sekolah kami yang lolos kesemifinal dengan meyakinkan. Namun Ahad pagi di tulis bahwa pemberitaan sekolah kita yang lolos ke semifinal di ralat. “Sungguh kekecewaan menambah hati para teman-teman dimana pada hari kamis yang lalu tim B kami telah kalah lalu lolos semifinal kemudian salah informasi, pemberitaan di media cetak yang cukup besar seperti tribun-timur masa salah berita. Citra sekolah kami mau di bawa kemana, kita tidak permasalahkan Menang atau Kalah. Tolong tanya peliput beritanya masa begitu? Sekolah kami sekolah berkualitas. Kami ikut itu karna ada sesuatu hasil yang ingin kita ambil dari Kegiatan tersebut yaitu pengalaman, rasa bersaing dengan sekolah lain, dan uji kemampuan sekolah kami dengan sekolah-sekolah lainnya.” ujar St. Khadijah, saat tim weblog SMICHI (nama beken SMA Muh 1 UNISMUH Makassar) meminta komentar pemberitaan dari tribun-timur, yang juga salah satu peserta dalam Kompetisi Sains Kreatif yang mendapat nilai terhebat selama babak eliminasi 4 hari terakhir di tahap lomba presentasi dengan nilai 205.

Mengenai pemberitaan itu dari pihak sekolah sendiri belum mengkonfirmasi kepada pihak tribun, karena mengingat hubungan sekolah dengan berbagai intitusi-intitusi dan lainnya belum banyak termasuk tribun-timur dan JILC. “Ini adalah suatu pelajaran untuk kalian (para siswa), guru, sekolah, dan kita semua agar lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi sebuah Kompetisi atau ajang lomba-lomba yang kapan saja bisa kita ikuti. Apalagi sekolah kita ini adalah sekolah baru, paling tidak perbanyaklah kerjasama” ujar Pak Yose menanggapi hasil lomba Sabtu kemarin.

Kita berharap dari pihak tribun-timur dapat menjelaskan secara rinci bagaimana sebenarnya hasil dari Kompetisi itu, dan semoga saja hal seperti ini tidak terjadi lagi dan juga tidak menimpa yang lainnya.

Perjuangan Ke Semifinal KSK (Kompetisi Sains Kreatif) Tribun

Alhamdulillah perjuangan teman-teman yang mengerahkan semua kemampuannya di Kompetisi Sains Kreatif (KSK) yang di sponsori oleh Tribun-Timur, Telkom, dan JILC pada hari ini babak eliminasi terakhir untuk sekolah kita. Namun untuk grup A yang bertanding kali ini gagal untuk melaju ke semifinal. Seluruh peserta juga telah memperlihatkan kemampuan mereka secara maksimal. Di pertandingan sebelumnya grup B, kita lolos untuk melaju ke semifinal. Berita lengkapnya dapat di klik di sini. Tapi keheranan muncul pada kami pada pertandingan yang pertama untuk babak eliminasi hari kamis yang lalu, dimana pengumuman hasil pertandingan akhir hari itu di katakan oleh juri bahwa yang melaju ke semifinal dari SMA Katolik Rajawali (B), namun pemberitaan di koran Tribun-Timur hari ini menegaskan bahwa dari sekolah kamilah yang lolos ke semifinal.

Kesimpangsiuran hasil pertandingan itu tetap kami akan sampaikan pada babak semifinal mendatang 19 Desember 2008 di Lapangan Karebosi, pada Kompetisi Sains Kreatif. Semoga kekalahan kali ini dapat kita balaskan pada pertandingan semifinal mendatang, dan menunjukkan bahwa sekolah baru SMA Muhammadiyah 1 UNISMUH Makassar ini tidak dapat di ragukan kemampuannya. Dengan semangat, sportifitas, dan doa kepada Allah SWT Amin.

 

Recent Posts

Recent Comments


© 2007 IngridGrey By Arephyz